Syair: Sujud Damaiku
Sastra Indonesia merupakan istilah mengenai berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Sastra Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan arab, sastra Indonesia terbagi menjadi dua bagian besar yaitu lisan dan tulisan. Akar bahasa Kesusastraannya berdasarkan Bahasa Melayu.
Menulis syair menyenangkan, sejak dulu sudah banyak syair-syair tertulis luar biasa. Menulis dapat diawali dengan menentukan judul dan memulai merangkai kata menjadi kalimat. Syair begitu unik, semua bisa menulis syair jika dipelajari dan dipahami karakteristiknya.
Hal tersebut, sesuai dengan Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu Tinggi. Bahasa Indonesia yang di tuturkan ialah Bahasa Melayu yang telah di sempurnakan, sebagai Bahasa Persatuan Indonesia.
Sastra Indonesia terbagi beberapa angkatan berdasarkan urutan waktu yaitu: Angkatan pujangga lama, Angkatan sastra melayu lama, dan Angkatan balai pustaka (1920–1932). Kemudian, Angkatan pujangga baru (1933–1942), Angkatan 1945 (1942–1949), Angkatan 1950–1960-an, Angkatan 1966–1970-an, Angkatan 1980–1990-an, dan Angkatan Reformasi 2000-an
Syair memiliki ciri-ciri diantaranya terdiri dari 4 baris, tiap-tiap baris terdiri dari 4-6 kata dan memiliki 8-14 suku kata. Semua baris sebagai isi dan bisa menggunakan bahasa kiasan. Menulis syair sama halnya menulis puisi namun, syair memiliki ciri-ciri tersendiri.
Nah, maka dari itu melestarikan Sastra Indonesia sangat penting, karena itu adalah Budaya Bangsa Indonesia. Langkahnya diawali dari menulis dan membaca.
Jadi, mulailah dengan menulis, menulis, menulis dan membaca. Begitulah perkiraannya, akan semakin, semakin, semakin, semakin baik dan bermanfaat kedepannya. Kemudian, mulailah menulis syair karena syair bagian dari sastra Indonesia.
Syair: Sujud Damaiku
Oleh: Hasbun Doya
Pupus harapan kian tak menentu
Karena menyebut nama Mu di sujud ku
Damai tak terbatas dalam hidup ku
Terkadang awan berselimut mendung
Gelap mencekam nampak di pandang
Begitu pun kesedihan kian tak terbendung
Selalu menyisakan pilu tak berujung
Dalam kehidupan menghadirkan kisah
Perjalanan berliku dan keluh kesah
Tiada jalan menghapus gelisah
Selain sujud damai ku akan merubah
Kehadiran Mu semakin berlangsung
Berkat sujud, firman Mu ku sanjung
Tetap tersenyum walaupun tersandung
Karena balasan Mu kian tak terhitung
Sujud damaiku menemani langkah
Firman Mu, getarkan hati yang pasrah
Persendian pun remuk seolah patah
Namun cahaya Mu di hati tetap cerah.