Harga Tiket Masuk Sam Po Kong di Semarang Murah
Wisata yang tak kalah populer di semarang tersebut adalah Sam Po Kong, wisata khas Tionghoa yang unik dengan pernak-pernik seperti berada di negeri china.
Sam Po Kong memiliki bangunan yang cukup menarik. Pengunjung juga ramai yang terdiri dari pelajar, anak-anak, dan lainnya. Disaat hari libur tiba maka tempat wisata Sam Po Kong akan ramai. Lalu berapa harga tiket masuk wisata di Sam Po Kong?
Bingung dengan daerah lokasi Sam Po Kong?, jangan galau. Anda bisa cari di Google Maps tinggal cari saja: Jalan Simongan No. 129, Bongsari, Semarang.
Sejarah Wisata Klenteng Sam Po Kong Semarang, Jawa Tengah
Awal mulanya wisata Sam Po Kong ini bernama Gedung Batu. Dari relief bangunannya daerah wisata ini mengulik kisah perjalanan Laksamana yang begitu terkenal dalam sejarah yakni Jenderal Zheng. Dimana Laksamana Zheng sendiri berasal dari Tiongkok yang memiliki gelar asli yakni Zheng He, beliau juga sering disebut oleh masyarakat dengan nama Laksamana Cheng Ho.
Menurut kisahnya bahwa Laksamana Cheng Ho ini menganut Agama Islam. Bangunan yang dulunya disebut sebagai Gedung Batu ini dikarenakan letaknya yang berada di perbukitan bebatuan tinggi menjulang.
Sam Po Kong memiliki bangunan yang cukup menarik. Pengunjung juga ramai yang terdiri dari pelajar, anak-anak, dan lainnya. Disaat hari libur tiba maka tempat wisata Sam Po Kong akan ramai. Lalu berapa harga tiket masuk wisata di Sam Po Kong?
Membahas mengenai Harga Tiket Masuk di Klenteng Sam Po Kong bisa anda dapatkan di artikel ini. Disini sudah tertera jelas harga tiket masuk yang murah lengkap dengan informasi sejarahnya.
Harga Tiket Masuk Sam Po Kong dan Lokasinya
Jadwal waktu bukanya yakni mulai pukul 08:00-21:00 Wib di setiap harinya. Untuk harga tiket masuk sangat murah, disini tersedia paket reguler dengan harga Rp8.000 saja.
Selain itu, ada juga paket lengkap dengan harga Rp28.000/orang fasilitas juga lengkap intinya sangat tepat untuk edukasi santai, nongkrong bersama keluarga anda.
Harga Tiket Masuk Sam Po Kong dan Lokasinya
Jadwal waktu bukanya yakni mulai pukul 08:00-21:00 Wib di setiap harinya. Untuk harga tiket masuk sangat murah, disini tersedia paket reguler dengan harga Rp8.000 saja.
Selain itu, ada juga paket lengkap dengan harga Rp28.000/orang fasilitas juga lengkap intinya sangat tepat untuk edukasi santai, nongkrong bersama keluarga anda.
Bingung dengan daerah lokasi Sam Po Kong?, jangan galau. Anda bisa cari di Google Maps tinggal cari saja: Jalan Simongan No. 129, Bongsari, Semarang.
Anda tak akan tersesat dan bahkan lebih mudah sekali jika akan berkunjung ke Sam Po Kong. Dimana jaraknya dari Bandara Ahmad Yani sekitar 4 Kilometer dan jika dari pusat kota semarang hanya sekitar 5 Kilometer saja sudah sampai.
Sebagai tempat yang dibuat bernuansa Tionghoa, pastinya membuat anda penasaran bagaimana sejarahnya. Nah untuk lebih jelas mengenai info wisata menarik di Sam Po Kong mari kita simak sejarahnya.
Sebagai tempat yang dibuat bernuansa Tionghoa, pastinya membuat anda penasaran bagaimana sejarahnya. Nah untuk lebih jelas mengenai info wisata menarik di Sam Po Kong mari kita simak sejarahnya.
Sejarah Wisata Klenteng Sam Po Kong Semarang, Jawa Tengah
Awal mulanya wisata Sam Po Kong ini bernama Gedung Batu. Dari relief bangunannya daerah wisata ini mengulik kisah perjalanan Laksamana yang begitu terkenal dalam sejarah yakni Jenderal Zheng. Dimana Laksamana Zheng sendiri berasal dari Tiongkok yang memiliki gelar asli yakni Zheng He, beliau juga sering disebut oleh masyarakat dengan nama Laksamana Cheng Ho.
Menurut kisahnya bahwa Laksamana Cheng Ho ini menganut Agama Islam. Bangunan yang dulunya disebut sebagai Gedung Batu ini dikarenakan letaknya yang berada di perbukitan bebatuan tinggi menjulang.
Jika dulu tempat yang sekarang dinamakan Sam Po Kong adalah Petilasan dari Laksamana Cheng Ho, artinya bukan Kelenteng. Jika dinamakan Klenteng berarti tempat ibadah.
Untuk istilah Klenteng sendiri hanya sebutan dari masyarakat saja. Ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah biasa menyebutnya dari bangunan yang bercorak Tionghoa.
Untuk istilah Klenteng sendiri hanya sebutan dari masyarakat saja. Ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah biasa menyebutnya dari bangunan yang bercorak Tionghoa.
Mulai dari gerbang utama, pendopo, bangunan gedung, lapangan yang lengkap dengan relief khas Tionghoa dan terdapat tulisan dengan artian "Mari Mengheningkan Cipta dengan Mendengarkan Bacaan Al Qur'an". Tulisan ini terlihat jelas dan dapat disaksikan langsung oleh para pengunjung yang datang.
Diketahui sebelumnya bahwa Sam Po Kong merupakan tempat ibadah Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya, mereka sama-sama memeluk Agama Islam.
Diketahui sebelumnya bahwa Sam Po Kong merupakan tempat ibadah Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya, mereka sama-sama memeluk Agama Islam.
Pada masa dinasti ming, Laksamana Chen Ho melakukan kegiatan berdagang sambil menyebarkan agama islam. Banyaknya pengikut Laksamana Cheng Ho yang menganut Agama Islam menjadikan tempat ini sebagai lokasi ibadah mereka.
Namun berbeda dengan saat ini, dimana Sam Po Kong sudah menjelma menjadi daerah wisata di Kota Semarang. Daerah ini juga sering di pakai sebagai tempat peribadatan ummat Kong Hu Cu, Seperti tempat pemujaan yang sakral dalam peringatan ibadah bagi umat Kong Hu Cu di wilayah tersebut.
Bangunan Sam Po Kong sangat luas dan unik dengan ornamen Tionghoa, jika dilihat di bagian serambi tidak ada tempat pemujaan namun hanya ada di bagian tengah saja.
Namun berbeda dengan saat ini, dimana Sam Po Kong sudah menjelma menjadi daerah wisata di Kota Semarang. Daerah ini juga sering di pakai sebagai tempat peribadatan ummat Kong Hu Cu, Seperti tempat pemujaan yang sakral dalam peringatan ibadah bagi umat Kong Hu Cu di wilayah tersebut.
Bangunan Sam Po Kong sangat luas dan unik dengan ornamen Tionghoa, jika dilihat di bagian serambi tidak ada tempat pemujaan namun hanya ada di bagian tengah saja.
Jika anda masuk ke bagian pojok lapangan, terdapat patung besar yang dibuat seperti badan tegap, dan tinggi. Sebagai ornamen yang memperlihatkan keberanian dan ketangguhan dari Laksamana Cheng Ho.