5 Perbedaan Istilah Saibatin dan Pepadun
Mengenal perbedaan masyarakat adat Lampung saibatin dan pepadun sangat mudah dikenali. Perbedaan hanya sekedar untuk mengetahui ciri-ciri keduanya untuk bahan pembelajaran.
Provinsi ampung merupakan daerah paling selatan di pulau sumatra, memiliki adat melayu yang unik. Masyarakat di daerah Lampung memiliki istilah saibatin dan pepadun. Agar mudah untuk mengenali, berikut ciri adat pepadun dan saibatin.
1. Dialek
Dialek ini dapat kita tebak dengan mudah. Untuk masyarakat lampung Saibatin berkomunikasi menggunakan dialek A (Api) yang bermakna "Apa". Contoh penggunaannya "Api kabakh" yang berarti "Apa kabar?".
Kemudian masyarakat pepadun memakai dialek O (Nyow) yang bermakna "Apa". Contoh kalimat yang digunakan "Nyow Kabakh"? Ini berarti "Apa kabar?".
1. Dialek
Dialek ini dapat kita tebak dengan mudah. Untuk masyarakat lampung Saibatin berkomunikasi menggunakan dialek A (Api) yang bermakna "Apa". Contoh penggunaannya "Api kabakh" yang berarti "Apa kabar?".
Kalimat lain: "Ajo do tian sa adu ghatong" artinya: "Ini lo mereka sudah datang" kalimat menunjukan bahwa Ternyata mereka sudah datang.
Kemudian masyarakat pepadun memakai dialek O (Nyow) yang bermakna "Apa". Contoh kalimat yang digunakan "Nyow Kabakh"? Ini berarti "Apa kabar?".
Kalimat lain: "Jak kedow nikeu" artinya: daei manakah kamu.
2. Pakaian Adat
Ciri lain ialah dari pakaian adat. Walaupun keduanya memakai mahkota yakni siger tapi anda bisa melihat sendiri perbedaanya pada lekukan siger.
Masyarakat lampung saibatin menggunakan pakaian adat berwarna merah dan mahkota siger dengan 7 lekukan. Sedangkan pepaadu pakaian adat berwarna putih dengan siger 9 lekukan.
3. Tempat Tinggal
Salah satu perbedaannya terletak pada tempat tinggalnya. Jika masyarakat lampung saibatin tinggal di daerah pesisir, dan masyarakat Lampung Pepadun tinggal di daerah dataran tinggi.
4. Kehidupan Sosial
Masyarakat Lampung Pepadun dikenal dengan sistem Demokrasi sedangkan Saibatin ialah Aristokrasi. Sehingga lebih mudah dikenali pula.
Membahas tentang perbedaan sebagai menambah wawasan untuk istilah saibatin dan pepadun. Saibatin memiliki makna satu batin atau satu junjungan. Saibatin cenderung bersifat aristokratis yang mewariskan satu garus keturunan.
Sedangkan istilah pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial kedudukan dimasyarakat. Inilah salah satu ciri dari istilah Saibatin dengan Pepadun.
2. Pakaian Adat
Ciri lain ialah dari pakaian adat. Walaupun keduanya memakai mahkota yakni siger tapi anda bisa melihat sendiri perbedaanya pada lekukan siger.
Masyarakat lampung saibatin menggunakan pakaian adat berwarna merah dan mahkota siger dengan 7 lekukan. Sedangkan pepaadu pakaian adat berwarna putih dengan siger 9 lekukan.
3. Tempat Tinggal
Salah satu perbedaannya terletak pada tempat tinggalnya. Jika masyarakat lampung saibatin tinggal di daerah pesisir, dan masyarakat Lampung Pepadun tinggal di daerah dataran tinggi.
4. Kehidupan Sosial
Masyarakat Lampung Pepadun dikenal dengan sistem Demokrasi sedangkan Saibatin ialah Aristokrasi. Sehingga lebih mudah dikenali pula.
5. Adat Istiadat
Dilansir dari situs: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-jurai/ bahwa:
Lampung Saibatin untuk adat istiadat, masyarakat Saibatin cenderung lebih selektif. Hal ini tercermin dalam sistem kerajaan dan pemberian gelar adat yang ada pada masyarakat.
Hanya masyarakat yang memiliki garis keturunan kerajaan atau bangsawan saja yang berhak untuk mendapatkan gelar adat dan menjadi Raja hingga pada keturunannya.
Sedangkan Adat Istiadat Lampung Pepadun
tidaklah rumit. Pepadun bisa mendapaatkan gelar adatnya yakni melaksanakan upacara adat yang disebut "Cakak Pepadun".
Membahas tentang perbedaan sebagai menambah wawasan untuk istilah saibatin dan pepadun. Saibatin memiliki makna satu batin atau satu junjungan. Saibatin cenderung bersifat aristokratis yang mewariskan satu garus keturunan.
Sedangkan istilah pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial kedudukan dimasyarakat. Inilah salah satu ciri dari istilah Saibatin dengan Pepadun.
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/lampung-sai-bumi-ruwa-jurai/